Calender

<a href="http://www.clock4blog.eu">calendar widget for blog</a>

Clock

Wednesday, December 3, 2014

Apa itu Gradien Geotermal

Secara universal, setiap penurunan 1 km kedalaman ke perut bumi temperatur naik sebesar 25 - 30ºC. Atau setiap kedalaman bertambah 100 meter temperatur naik sekitar 2,5 sampai 3ºC. Jadi semakin jauh ke dalam perut bumi suhu batuan akan makin tinggi.Bila suhu di permukaan bumi adalah 27ºC maka untuk kedalaman 100 meter suhu bisa mencapai sekitar 29,5ºC. Untuk kedalaman 1 km suhu batuan dapat mencapai 52-60ºC. bertambahan panas tersebut dikenal sebagai gradien geotermal. Untuk tempat-tempat tertentu di sekitar daerah volkanik gradien geotermal dapat lebih besar lagi. Variasinya 1 - 5°C / 100m. Di dalam kulit bumi ada kalanya aliran air dekat sekali dengan batuan panas dengan suhu bisa mencapai 148ºC. Air tersebut tidak menjadi uap (steam) karena tidak ada kontak dengan udara. Bila air panas tadi bisa keluar ke permukaan bumi melalui celah atau terjadi rekahan di kulit bumi, maka muncul air panas yang biasa disebut dengan hot spring. Air panas alam ini biasa dimanfaatkan sebagai kolam air panas, dan banyak pula yang sekaligus menjadi tempat wisata. Mata air panas di Indonesia tak terhitung jumlahnya. Karena diperlukan kondisi tertentu agar supaya magma dapat berada di dekat permukaan bumi sehingga memungkinkan untuk memanaskan batuan dan air tanah di dalam reservoir, maka di permukaan bumi hanya sedikit tempat yang mempunyai potensi panas bumi. Terutama yang berada di area Pacific Rim atau dikenal juga sebagai ring of fire yaitu gugusan gunung berapi di kepulauan maupun pinggir benua yang membentang melingkari Samudra Pasifik. Pada lokasi-lokasi tersebut rekahan-rekahan dalam tubuh batuan di kulit bumi jauh di bawah permukaan memberi jalan bagi magma untuk mengalir naik menuju posisi yang cukup dekat dengan permukaan tanah sehingga mampu memanaskan air tanah yang mengalir kebawah dan menempati lapisan batuan yang berdekatan dengan magma tersebut.

Sunday, November 30, 2014

Endapan Placer atau Aluvial

Endapan placer atau alluvial Yang dimaksud placer adalah endapan bahan galian atau batuan yang telah mengalami proses pelapukan dan transportasi kemudian terendapkan ditempat yang lebih rendah. Endapan placer termasuk endapan sekunder dan endapan ini terdiri dari endapan eluvial dan alluvial. Endapan bijih aluvial dibagi menjadi dua : • Endapan Bijih Kaksa ( Timah ) - Terjadi akibat proses erosi selektif dimana mineral yang berat ( kasiterit ) terendapkan sedangkan mineral yang ringan terbawa jauh. Endapan ini dicirikan lokasi terdapatnya dilembah - lembah dan di atas bed rock serta butirannya tidak semua besar atau kasar. • Endapan bijih Meincan - Terjadi akibat adanya proses erosi kembali terhadap bentuk morfologi dari bijih yang tadinya tersebar luas. Ciri-ciri endapan ini yaitu terdapat dilembah endapannya tipis dan butirannya hampir bulat. Perlu kita ketahui perbedaan pengertian antara placer dan aluvial yaitu perbedaan mengenai terjadinya pengendapan bahan galian, akan tetapi di Indonesia sebagian besar dari placer itu berupa aluvial sehingga tambang placer tersebut juga kita namakan tambang aluvial Menurut bentuk dan tempat pengendapannya placer dapat digolongkan menjadi : • Residual Placer - Sering pula disebut eluvial karena terbentuk langsung diatas batuan induknya atau sedikit pada lerengnya, batuannya kasar dan tepinya masih jelas kasar. • Hill Silk Placer - Terjadinya pada tebing-tebing lembah dan cirinya masih kasar. • Creet Placer - Endapan ini terdapat di sungai-sungai kecil di bukit merupakan endapan yang dangkal dan letaknya sejajar dengan permukaan aliran air, bentuknya sudah agak bulat. • Bech Placer - Terdapat pada teras - teras sungai dalam bentuk halus dan agak berongga. • River Bar Placer - Terdapat di samping atau tepat di muka muara sungai bentuknya halus sekali. • Gravel Plain Placer - Terdapat pada daerah pantai yaitu pada daerah pasang surut air laut. • Beach Placer - Terbentuk oleh aliran gelombang air laut biasa terdapat pada lereng-lereng pasir pantai dan tak jauh dari daratan. Di Indonesia sendiri endapan placernya masih tergolong muda karena saat diketemukan kebanyakan tidak lebih dari lima puluh meter. Sehingga masih bisa diusahakan dengan system tambang terbuka. Disini kita akan membicarakan tambang timah di pulau bangka yang merupakan termasuk tambang bahan galian sekunder jenis alluvial yang mineral utamanya adalah mineral kasiterit ( SnO2 ) dan mineral pengikutnya antara lain kwarsa, pirit, sircon, kalkopirit, dll. Sistem penambangan yang digunakan yaitu dengan metode tambang semprot atau Hidraulickin system.

Saturday, November 1, 2014

Pirometalurgi Adalahh



 Pirometalurgi

Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada yang hanya 50º - 250º C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000º C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500º - 1.600º C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1.      Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2.      Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3.      Energi listrik.
4.      Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).

Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
1.      Tanur tiup (blast furnace).
2.      Reverberatory furnace.

Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
1.      Pierce-Smith converter.
2.      Bessemer converter.
3.      Kaldo cenverter.
4.      Linz-Donawitz (L-D) converter.
5.      Open hearth furnace.

Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :

1. Drying (Pengeringan)
Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material. Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar 120ºC.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut, suhu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2.  Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses kalsinasi membawa dalam variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor.
3.      Roasting (Pemanggangan)
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan ini tidak mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan Roasting adalah :
-Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
- Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2 ZnS + 3O2                     2 ZnO + 2 SO4
- Membentuk material menjadi porous
- Menguapkan impurity yang foltair.

Dapur yang digunakan pada proses roasting, yaitu :
- Hazard Vloer Oven
- Suspensi roasting oven
- Fluiized bed roasting


Jenis-jenis roasting, yaitu :
a. Oksida Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur tinggi (direduksi langsung). Pada temperatur rendah :
- sulfida logam dapat direduksi dengan Carbon membentuk CS dan CS2.
- Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil

    b. Reduksi Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida yang sangat stabil.

c.  Chlor Roasting

Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida (CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah :
-Menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi)
Menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi Halida).

d.   Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.

e. Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.

Macam-macam Jenis Arsiran Pada Menggambar Teknik



Macam-macam arsiran 






Keterangan :

a = Besi tuang
b = Aluminium dan panduannya
c = Baja dan baja istimewa
d = Besi tuang yang dapat ditempa
e = Baja cair
f = Logam putih
g = Paduan tembaga tuang 
h = Seng, raksa

  






     
keterangan :
1  1.   Besi Tuang atau untuk semua jenis bahan
2  2.   Baja
3  3.   Perunggu, Kuningan, tembaga, dan paduannya
4  4.   Logam putih, seng, timah hitam, babut, dan campurannya
5  5.   Magnesium, aluminium, dan paduan aluminium lainnya
6  6.   Gabus, anyaman, tenunan, kulit dan fiber
7  7.   -
8  8.   Penyekat suara
9  9.   Penyekat panas
1 10.  Titanium dan bahn sangat keras
1 11.  Serat elektrik, electromagnet, resistan, dan sebagainya
1 12.  Beton
1 13.  Marmer, batu, kaca, porselin, dan sebagainnya
1 14.  Tanah
1 15.  Karang
1 16.  Pasir
1 17.  Air dan berbagai cairan
1 18.  kayu